Apakah yang ada didalam pikiran kalian ketika mendengar kata “Kimia”? Apakah zat- zat yang berbahaya selalu berhubungan dengan racun atau ledakan?. Kebanyakan orang pasti berpikiran seperti itu. Tanpa kita sadari, ilmu kimia tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari kita. Misalnya, kamu mandi menggunakan sabun, dan sarapan dengan minum susu . Coba kalian perhatikan gambar dibawah ini! Agar kalian lebih memahami ilmu kimia berikut akan dijelaskan secara terperinci hal-hal yang berhubungan dengan ilmu kimia.
|
|
Sumber: kitapastibisa.id |
Sumber: Dream.co.id |
Gambar 1.1 Produk-produk Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari |
A. Ilmu Kimia
Kimia (dari bahasa Arab, kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa Yunani khemeia). Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat serta perubahan. Materi adalah segala sesuatu yang memiliki masa dan memiliki volume, atau menempati ruang.
a. Susunan materi
Susunan materi yang dimaksud adalah tentang unsur, senyawa, dan campuran.
- Unsur adalah zat paling sederhana yang sudah tidak bisa dibagi lagi, contohnya Na, H, O, Fe, dan C.
- Senyawa adalah zat yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur dengan perbandingan tertentu. Contoh senyawa adalah CO2, H2O, dan CaCO3.
- Campuran adalah gabungan antara dua zat atau lebih di mana sifat penyusunnya tidak berubah. Contoh campuran adalah larutan gula, susu, air kanji, dan sebagainya
b. Struktur materi
Struktur materi menjelaskan tentang ikatan yang terjadi antaratom sampai terbentuk molekul unsur, molekul senyawa, atau ion.
Contoh molekul unsur adalah O2, N2, H2, dan P4. Contoh molekul senyawa adalah CO2, H2O, dan CaCO3.
c. Sifat materi
Sifat materi yang dimaksud lebih mengarah ke sifat-sifat kimia suatu zat, misalnya mudah terbakar, mudah mengalami korosi, mudah bereaksi dengan zat lain, dan sebagainya.
d. Perubahan materi
Perubahan materi dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan fisik dan perubahan kimia. Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, contohnya lilin yang dibakar, es mencair, dan sebagainya. Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru akibat adanya reaksi kimia, contohnya besi berkarat, kayu dibakar menjadi abu, dan nasi menjadi basi.
Penggolongan materi secara garis besarnya bisa kalian lihat pada skema di bawah ini:
|
Gambar 1.2 Skema Penggolongan Materi |
Hakikat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk, maupun susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.
B. Peranan Ilmu Kimia
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, baik dalam bidang informasi, komunikasi dan IPTEK. Ilmu kimia juga semakin berkembang secara siknifikan, ini ditandai dengan digunakannya ilmu kimia dalam produk-produk yang dihasilkan manusia, seperti: sabun, detergen, pasta gigi, sampo, kosmetik, obat, dan produk-produk yang dibutuhkan lainnya. Ilmu kimia juga sangat berpengaruh dan memiliki peran yang penting dalam perkembangan ilmu lain, seperti: geologi, pertanian, kesehatan dan dalam menyelesaikan masalah global. Peran ilmu kimia untuk membantu pengembangan ilmu lainnya seperti;
- Pada bidang geologi, sifat-sifat kimia dari berbagai material bumi dan teknik analisisnya telah mempermudah geolog dalam mempelajari kandungan material bumi; logam maupun minyak bumi.
- Pada bidang pertanian, analis kimia mampu memberikan informasi tentang kandungan tanah yang terkait dengan kesuburan tanah, dengan data tersebut para petani dapat menetapkan tumbuhan/tanaman yang tepat. Kekurangan zat-zat yang dibutuhkan tanaman dapat dipenuhi dengan pupuk buatan, demikian pula dengan serangan hama dan penyakit dapat menggunakan pestisida dan Insektisida.
- Dalam
bidang kesehatan, ilmu kimia cukup
memberikan kontribusi, contohnya
penemuan jalur perombakan makanan seperti karbohidrat, protein dan
lipid. Hal ini mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosa berbagai
penyakit. Interaksi kimia dalam tubuh manusia dalam sistem
pencernaan, pernafasan, sirkulasi, ekskresi, gerak, reproduksi, hormon dan sistem saraf, juga telah mengantarkan penemuan dalam bidang farmasi khususnya
penemuan obat-obatan.
- Dalam
bidang hukum ilmu kimia dibutuhkan ketika terjadi kejahatan- kejahatan ataupun pembunuhan, dengan begitu dibutuhkan sample
hasil tes DNA, yang menggunakan ilmu kimia.
Simaklah video di bawah mengenai hakikat ilmu kimia:
Dalam mempelajari suatu fenomena, kejadian, sifat, dan perumusan suatu kesimpulan, perlu dilakukan suatu kerja ilmiah yang berlandaskan pada fakta – fakta yang sebenarnya. Kerja ilmiah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah dan menjawab suatu persoalan terkait dengan segala sesuatu yang dapat dipelajari dan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah.
1. Metode Ilmiah
Ilmu kimia menjawab banyak permasalahan berlandaskan eksperimen dan penalaran akal sehat. Eksperimen yang dilakukan harus sistematis dan logis. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode standar dalam pelaksanaannya, maka digunakanlah metode ilmiah. Metode ilmiah adalah metode sains yang menggunakan langkah-langkah ilmiah dan rasional untuk mengungkapkan suatu permasalahan yang muncul dalam pemikiran kita. Langkah awal suatu penelitian adalah melakukan perencanaan. Perencanaan ini sangat penting untuk keberhasilan suatu eksperimen. Oleh karena itu, rancanglah suatu rencana penelitian secara runut dan mendetail. Langkah-langkah metode ilmiah apakah yang harus dilakukan dalam merencanakan suatu penelitian ilmiah? Langkah- langkah metode ilmiah yang harus kalian lakukan adalah sebagai berikut:
|
Gambar 1.3 Infografis Langkah-langkah Metode Ilmiah Sumber: mystupidtheory.com
|
a. Merumuskan Masalah
Penelitian dimulai dengan merumuskan masalah. Kamu tahu nggak apa yang dimaksud dengan “masalah”? Dalam kajian ilmiah, masalah didefinisikan sebagai sesuatu yang harus diteliti untuk memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan ilmiah yang bersifat terbuka yang memungkinkan adanya jawaban yang beragam. Rumusan pertanyaan ini perlu dicari jawabannya melalui eksperimen.
b. Menemukan Hipotesis
Setelah berhasil merumuskan, kamu bisa mengajukan jawaban sementara atas pertanyaan, yang bernama lain hipotesis. Hipotesis itu harus logis dan diajukan berdasarkan fakta.
c. Menetapkan Variabel Penelitian
Variabel percobaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Ada tiga jenis variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat/bergantung dan variabel tetap. Variabel bebas adalah variabel yang sengaja diubah – ubah untuk dilihat pengaruhnya terhadap hasil percobaan, Variabel terikat adalah variabel yang diukur atau diamati sebagai hasil percobaan. Variabel tetap adalah variabel yang tidak diubah.
d. Menetapkan Prosedur Kerja
Prosedur kerja merupakan langkah-langkah kerja yang terperinci dan runtut. Urutan langkah kerja ini dibuat ringkas namun dapat menggambarkan secara tepat pekerjaan yang harus dilakukan. Data tersebut akan memudahkan pelaksanaannya, langkah kerja sebaiknya dibuat dalam bentuk diagram alir.
e. Mengumpulkan Data
Setiap gejala yang terjadi dalam percobaan harus dicatat saat itu juga. Dengan begitu, teman-teman dapat memperoleh data yang lebih akurat. Selanjutnya, kalian perlu mengorganisasi untuk memudahkan dalam menganalisis dan mengumpulkan hasil percobaan. Oleh karena itu, teman-teman perlu menyiapkan tabel data pengamatan sebelum melakukan percobaan.
f. Mengolah dan Menganalisis Data
Tabel dan grafik merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk menyusun dan menganalisis data. Tabel dan grafik ini menampilkan bagaimana variabel terikat berubah sebagai respon terhadap perubahan variabel bebas. Analisis data juga dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer untuk pengolahan data.
g. Membuat Kesimpulan
Hasil analisis data menghasilkan suatu pola atau kecenderungan. Pola ini dapat dijadikan landasan untuk menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan adalah suatu pernyataan yang merangkum apa yang sudah dilakukan dalam kegiatan penelitian. Dalam menyusun suatu kesimpulan, kalian harus memutuskan apakah data yang dikumpulkan mendukung hipotesis atau tidak. Selain itu, kalian juga harus mengulang suatu penelitian beberapa kali sebelum dapat menarik suatu kesimpulan.
h. Mengkomunikasikan Hasil Penelitian
Mengapa harus mengkomunikasikan penelitian? Sosialisasi hasil penelitian penting dilakukan agar hasil penelitian teman-teman diketahui pihak lain. Bagaimanakah cara mengomunikasikan suatu hasil penelitian? Suatu hasil penelitian dapat dikomunikasikan melalui dua cara, yaitu tertulis dan lisan.
Untuk lebih memahami mengenai metode ilmiah, baca dan fahamilah uraian singkat mengenai metode ilmiah di bawah ini dengan cermat!
Pada sekitar tahun 1958 terjadi masalah (kasus) wabah penyakit di Kota Minamata Jepang, dimana ratusan orang mati akibat penyakit yang aneh dengan gejala kelumpuhan saraf. Mengetahui hal tersebut maka para ahli kesehatan menemukan masalah yang harus segera diamati dan dicari penyebabnya. Melalui pengamatan yang mendalam dari data sosial budaya (kebiasaan pola makan) dan data klinis dapat ditarik suatu hipotesis bahwa penyakit minamata disebabkan oleh logam berat (air raksa). Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, maka dilakukan eksperimen. Setelah dilakukan eksperimen maka diperolehlah data yang selanjutnya data tersebut dianalisis dan diolah. Dari hasil analisa data diperoleh kesimpulan bahwa air laut dan ikan‐ikan diteluk Minamata banyak mengandung logam berat. Demikian juga orang‐ orang yang terkena penyakit aneh tersebut semuanya mempunyai kadar air raksa yang tinggi di dalam tubuhnya. Kemudian disusun suatu teori bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh keracunan logam merkuri akibat adanya ikan yang mengandung logam berat (air raksa).
2. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula. Rumusan di atas diartikan bahwa sikap ilmiah mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku. Sikap ilmiah dapat dijabarkan menjadi:
- Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian? Apa saja unsur-unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan komponen yang lain? Dan seterusnya.
- Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
- Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.
- Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi.
- Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai karya yang orisinal milik pengarangnya.
- Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya.
- Sikap menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya dan bahkan mampu menyusun suatu teori baru.
C. Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia adalah tempat atau ruangan yang didalamnya terdapat alat-alat dan bahan-bahan kimia beraneka ragam yang digunakan untuk melakukan eksprimen dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja. Karena penggunaan bahan-bahan alat-alat dan bahan-bahan kimia tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Berikut akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan Laboratorium kimia.
a. Bahan Kimia
Didalam Laboratorium kimia tentunya banyak bahan – bahan yang dipergunakan untuk melakukan percobaan. Bahan – bahan tersebut tentunya memiliki sifat yang berbeda-beda antara yang satu dengan yanglain. Ada yang mudah menguap, ada yang mudah terbakar, ada yang bersifat korosif, dan lain – lain. Untuk itu kalian perlu mengetahui simbol- simbol dari bahan – bahan tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan: huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya). Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu bahkan lebih simbol bahaya.
No |
Simbol dan Nama |
Kode |
Keterangan |
Contoh |
1 |
Explosive (bersifat mudah meledak)
|
E |
Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances. |
Asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Contoh yang lain KClO3, NH4NO3, (NO2)3CH3 |
2 |
Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
|
F |
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya. EXTREMELY FLAMMABLE merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 00C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. |
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas) |
3 |
Flammable (mudah terbakar)
|
|
Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala/ terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api. |
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin, dietil eter (C2H5OC2H5), karbon disulfide (CS2), asetilena (C2H2). |
4 |
Toxic (beracun)
|
T |
Notasi bahaya TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit. |
solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik). karbon tetraklorida (CCl4), Hidrogen sulfida (H2S), Benzena (C6H6) |
5 |
Corrosive (korosif)
|
C |
Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. |
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4maupun basa seperti larutan NaOH (>2%). |
6 |
Nature Polluting Bahan berbahaya bagi lingkungan
|
N |
Bahan dan formulasi dengan notasi DANGEROUS FOR ENVIRONMENT adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi. |
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin, serta AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2 |
b. Alat-alat Laboratorium
Peralatan yang ada di laboratorium berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Adapun jenis dari laboratorium ada beberapa macam yaitu, laboratorium dalam bidang kimia, biokimia, kesehatan, patologi, teknologi, mikrobiologi dan masih banyak yang lainnya. Agar lebih jelas mengenai Alat-alat Laboratorium beserta fungsinya masing-masing, cermati ulasan singkat di bawah ini.
No |
Alat |
Kegunaan |
Keterangan |
1 |
Gelas Kimia (Beaker glass) |
· Untuk menyiapkan larutan yang akan digunakan; · Untuk tempat mereaksikan zat dalam volume yang banyak; · Untuk melarutkan zat padat ke dalam air dalam proses pembuatan larutan. |
Terdapat beberapa jenis ukuran: 50 mL, 100 mL, 200 mL, 500 mL dan 1000 mL. |
2 |
|
· Untuk wadah (meyimpan) larutan yang akan digunakan; · Untuk mereaksikan larutan; · Untuk melakukan titrasi. |
Terdapat beberapa jenis ukuran: 50 mL, 100 mL, 200 mL dan 500 mL. |
3 |
Silinder Ukur (Gelas ukur) |
Alat pengukur volume cairan |
Terdapat beberapa jenis ukuran: 5 mL, 10 mL, 50 mL, 100 mL, 200 mL dan 500 mL |
4 |
Pipet gondok/pipet volumetri |
· Pipet gondok digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai ukuran pipet gondok. · Pipet volumentri digunakan untuk mengambil cairan dengan volume tertentu dengan ketelitian lebih tinggi. |
Terdapat beberapa jenis ukuran: 10 mL, 25 mL, 50 mL dan 100 mL. |
5 |
Labu ukur (Labu takar) |
· Untuk mengukur volume cairan dengan teliti; · Untuk membuat larutan dengan volume tertentu dan ketelitian tinggi. |
Terdapat beberapa jenis ukuran: 10 mL, 25 mL, 50 mL dan 100 mL, 500 mL dan 1000 mL. Hanya untuk mengukur sesuai dengan ukuran yang tertera pada alat. |
6 |
|
· Tabung reaksi digunakan untuk tempat mereaksikan zat jumlah sedikit. · Rak tabung reaksi digunakan untuk menempatkan tabung reaksi. |
Ukuran kecil, sedang, dan besar. Harus ditempatkan pada rak tabung reaksi. |
7 |
Penjepit tabung reaksi |
Untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan. |
Ada yang terbuat dari kayu dan logam. |
8 |
Lampu spiritus |
Sebagai alat untuk pemanas dengan bahan bakar spiritus. |
Untuk mematikan api tidak perlu ditiup, tetapi cukup ditutup dengan penutup sumbunya. |
9 |
Corong |
· Alat bantu untuk menuang cairan dari wadah yang bermulut besar ke wadah yang bermulut kecil; · Alat untuk menyaring dan memisahkan endapan dari cairannya. |
Apabila digunakan sebagai alat penyaring harus disertai dengan kertas saring. |
10 |
Kaki tiga (Tripod) |
Dipasang di atas lampu spiritus sebagai penyangga wadah yang berisi cairan yang dipanaskan. Harus dilengkapi dengan kasa asbes. |
Hati-hati, debu kasa asbes tidak baik untuk kesehatan. |
11 |
Botol reagen dan botol semprot |
· Botol reagen merupakan tempat untuk menyimpan larutan atau zat cair. · Botol semprot berisi air suling (aquades) yang digunakan untuk mencuci, menyemprot, dan menambah akuades dalam jumlah sedikit. |
Fungi botol semprot tergantung pada isinya. Bila berisi larutan pencuci fungsinya untuk mencuci, bila isinya akuades bisa untuk membilas atau menambahkan akuades. |
12 |
Lumpang porselen |
Untuk menghaluskan (menggerus) zat padat. |
Hati-hati jangan terlalu keras bila menggerus zat padat karena alunya mudah patuh. |
13 |
Neraca Ohauss |
Untuk menimbang zat. |
Zat yang ditimbang harus diletakkan pada kaca arloji atau gelas kimia, tidak boleh diletakkan secara langsung. |
14 |
|
Untuk wadah zat padat yang akan ditimbang dengan menggunakan neraca. |
|
c. Manejemen Laboratorium
Manajemen adalah proses dalam mencapai suatu sasaran dengan penggunaan sumber daya secara efektif. Manajemen Laboratorium sendiri diartikan sebagai pelaksanaan dalam pengadministrasian, perawatan, penanganan, perencanaan untuk pengembangan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan. Manajemen Laboratorium mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan. Hali ini bertujuan untuk mengatur dan memelihara alat dan bahan yang terdapat didalam Laboratorium dan menunjang keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium.
1. Kemaanan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja di laboratorium adalah usaha pencegahan agar kegiatan di laboratorium terhindar dari kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan maka perlu diperhatikan hal-hal berikut selama di laboratorium:
- Sedapat mungkin menggunakan laboratorium yang lengkap dan standar, yaitu laboratorium yang memiliki fasilitas seperti lemari asam, penyemprot mata ketika mata terkena bahan kimia, shower untuk menyemprot tubuh tatkala tubuh terkena bahan kimia, dll.
- Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat. Jangan menambah air ke asam atau basa pekat, tetapi kerjakan sebaliknya (asam ditambahkan ke air melalui dinding labu).
- Jika mengambil bahan gas berbahaya, kerjakan di lemari asam dan gunakan sarung tangan pelindung.
- Bahan-bahan kimia yang telah diambil tidak boleh dikembalikan ke dalam botol penyimpanan.
- Limbah laboratorium harus ditangani dengan benar.
- Jika bahan kimia beracun atau uap telah memenuhi ruangan maka laboratorium harus dievakuasi.
- Zat kimia yang tertuang di meja praktikum atau di lantai dinetralkan terlebih dahulu.
- Beberapa pelarut, misalnya eter dan hidrokarbon, dapat membentuk peroksida yang eskplosif secara spontan waktu disimpan.
- Selama kerja di laboratorium, gunakan baju laboratorium lengan panjang dan harus dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan mencegah konstaminasi pada baju yang digunakan sehari-hari.
- Berhati-hati jika bekerja dengan asam kuat, reagen korosif, serta reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.
- Gunakan kacamata
pengaman (goggle).
- Bagi yang menggunakan lensa kontak, berhati-hatilah agar tidak ada bahan kimia yang masuk ke mata.
- Gunakan sarung tangan seperlunya.
- Saat membaca tinggi larutan pada buret atau gelas ukur, posisi mata harus sejajar dengan permukaan cairan dalam buret atau gelas ukur.
- Jangan membau zat kimia langsung dengan hidung, tetapi kibaskan gas dengan tangan sampai bau tercium.
- Jangan makan dan minum di laboratorium.
- Jangan menggunakan bahan kimia yang tidak jelas labelnya.
0 comments:
Posting Komentar